Saturday, 2 November 2013
Tuesday, 6 August 2013
SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI
Ramadhan, laboratorium perkaderan di mana kita dididik dan dipersiapkan
agar menjadi insan yang bertakwa, akan segera meninggalkan kita. Ramadan akan
pergi jauh dan akan kembali menghampiri pada tahun berikutnya, jika ajal belum
menjemput.
Ramadan bulan mulia yang peruntukkan bagi hamba-hamba-Nya, sebagai samudera rahmat bagi yang bersedia bermunajat, mengabdikan diri pada-Nya dengan menjalankan puasa dan amal saleh lainnya.
Allah SWT akan memberikan balasan setimpal terhadap ibadah hamba-Nya yang berusaha meraih predikat takwa dan mengharap ridha-Nya pada bulan Ramadan.
Selama Ramadan kita berusaha sekuat-kuatnya untuk mengisi setiap waktu dengan ibadah sebagai bukti penghambaan kita kepada Rabb Yang Agung, Rabb Yang di tangan-Nya bergantung segala sesuatu, Yang Megusai Hari Perhitungan.
Sebagai hamba yang tidak terlepas dari khilaf, sembari mengharap ridha-Nya, kita senantiasa berdoa semoga amal ibadah kita sebulan penuh dapat diterima di sisi-Nya.
Minal Aidzin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir Batiin
art@beng.com
Ramadan bulan mulia yang peruntukkan bagi hamba-hamba-Nya, sebagai samudera rahmat bagi yang bersedia bermunajat, mengabdikan diri pada-Nya dengan menjalankan puasa dan amal saleh lainnya.
Allah SWT akan memberikan balasan setimpal terhadap ibadah hamba-Nya yang berusaha meraih predikat takwa dan mengharap ridha-Nya pada bulan Ramadan.
Selama Ramadan kita berusaha sekuat-kuatnya untuk mengisi setiap waktu dengan ibadah sebagai bukti penghambaan kita kepada Rabb Yang Agung, Rabb Yang di tangan-Nya bergantung segala sesuatu, Yang Megusai Hari Perhitungan.
Sebagai hamba yang tidak terlepas dari khilaf, sembari mengharap ridha-Nya, kita senantiasa berdoa semoga amal ibadah kita sebulan penuh dapat diterima di sisi-Nya.
Minal Aidzin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir Batiin
art@beng.com
Sunday, 4 August 2013
POSKO MUDIK 2013
Pegagankidul (05-8-2013) Arus mudik pun sudah bergeliat di jalur pantura, walau jalur pantura bukan jalan utama untuk jalur mudik tentunya masih ada saja para pemudik melewati jalur pantura yaitu jalur dair karang ampel sampai klayan,.
Jalur Pantura yang dulu sebagai jalur utama kini berganti menjadi jalur alternatif sehingga volume arus mudik pun sedikit, akan tetapi antisipasi pengamanan tetap di lakukan oleh aparat pemerintah Desa Pegagan Kidul tetap dilaksanakan.
Hasil Pantuan PegaganKidulNews POSKO Lebaran Desa Pegagan Kidul sudah 3 hari di didirikan oleh Pemerintah Desa, yang bertanggung Jawab sepenuhnya adalah dari Kaur Keamanan, adapun jatah untuk penjagaan sudah diatur sepenuhnya oleh Pemerintah Desa sendiri.
Dengan lokasi yang strategis pas di pinggir jalan raya berharap posko ini bisa mengamankan jalur ini dengan sebaik - baiknya, dari mulai membantu para pemudik yang tidak tau tempat atau hanya sekedar untuk beristirahat.
Hal senada dikatakan Aparat Desa kepada PegaganKidulNews " Memang ini adalah agenda pemerintah setiap tahun, dan harapan kami supaya bisa membantu jalur mudik ini dengan sebaik - baiknya" (Juragan Jusri).
Dengan adanya posko Lebaran Di Desa Pegagan Kidul mudah - mudahan jalur mudik yang ada di wilayah Pegagan Kidul bisa aman dan bisa membantu para pemudik yang melewati jalur ini.
art@beng.com
Jalur Pantura yang dulu sebagai jalur utama kini berganti menjadi jalur alternatif sehingga volume arus mudik pun sedikit, akan tetapi antisipasi pengamanan tetap di lakukan oleh aparat pemerintah Desa Pegagan Kidul tetap dilaksanakan.
Hasil Pantuan PegaganKidulNews POSKO Lebaran Desa Pegagan Kidul sudah 3 hari di didirikan oleh Pemerintah Desa, yang bertanggung Jawab sepenuhnya adalah dari Kaur Keamanan, adapun jatah untuk penjagaan sudah diatur sepenuhnya oleh Pemerintah Desa sendiri.
Dengan lokasi yang strategis pas di pinggir jalan raya berharap posko ini bisa mengamankan jalur ini dengan sebaik - baiknya, dari mulai membantu para pemudik yang tidak tau tempat atau hanya sekedar untuk beristirahat.
Hal senada dikatakan Aparat Desa kepada PegaganKidulNews " Memang ini adalah agenda pemerintah setiap tahun, dan harapan kami supaya bisa membantu jalur mudik ini dengan sebaik - baiknya" (Juragan Jusri).
Dengan adanya posko Lebaran Di Desa Pegagan Kidul mudah - mudahan jalur mudik yang ada di wilayah Pegagan Kidul bisa aman dan bisa membantu para pemudik yang melewati jalur ini.
art@beng.com
Friday, 2 August 2013
RAPAT PEMBENTUKAN PANITIA TAKBIR KELILING
Akan tetapi dengan banyaknya permintaan masyarakat yang
rindu akan takbir keliling sekelompok pemuda yang mengatas namakan Ikatan
Keluarga Musholah Desa Pegagan Kidul atau biasa di sebut IKLAH Desa Pegagan
Kidul, malam ini mengadakan sebuah pembahasan tentang tekhnik dan pelaksanaan
takbir keliling serta pemebentukan panitia.
Dengan dibentuknya kepanitiann dibawah komando saudara
Hendri sebagai Ketua Panitia dan di bantu Saudara Shoim sebagai wakil ketua dengan konsep “Menghidupkan Syiar dalam gema Takbir” mudah – mudahan dengan konsep yang
sederhana yang terpenting adalah kemerihana untuk mengumandangkan gema takbir
di malam idhul fitri “Pak ketua saudara hendri menyebutkan tujuan acara ini.
Acara pembentukan panitia malam takbir keliling dilaksanakan
di SD Pegagan Kidul 2 yang dilakukan pada pukul 20.30 sampai 23.00
menghasilakan sebuah keputusan Takbir keliling ini di harapkan partisipasi
setiap mushalah se Pegagan Kidul dengan jumlah 20 Musholah dengan rute Balai
desa Kerah Jalan raya terus belok kiri jembatan belok kiri sampai di SDN 4
Pegagan Kidul, ruamh Pa wadira belok kiri lurus terus Rumah Pak Rosid dan
berakhir di Halaman Masjid Pegagan kidul. Yang terpenting dengan kegiatan ini
salah satu peserta rapat menegaskan agar kesiapan panitia benar – benar di
pertahankan di karenakan waktu yang begitu mendesak ini.
art@beng.com
Thursday, 1 August 2013
WC versus KOBONG
WC alias Water Closet (Inggris). Artinya:
khusus , tempat buang kotoran, tempat buang hajat besar.
WC merupakan
salah satu fasilitas utama dalam sebuah rumah atau tempat umum lainnya, karena
sanitasi itu sangat fital didalam kehidupan, coba anda bayangkan seandainya
dalam satu rumah belum di sediakan WC baik yang sederhana ataupun yang lebih baik,
mungkin anda sangat tidak nyaman,
WC pribadi
sangat sekali dibutuhkan dalam satu rumah itupun dalam suatu tempat umum tentu
harus ada WC umum baik yang bayar ataupun gratis, yang terpenting bagaimana
kita manusia bisa mengeluarkan sisa sisa selama kita makan tersebut.
WC umum sangat
penting untuk kebersihan suatu tempat, baik itu kantor, musholah, instansi
pemerintah ataupun sekolah, pun dengan
masyarakat atau lingkungan masyarakat, fasilitas WC umum sekiranya harus ada di
setiap blok, itupun dibutuhkan kalau dalam setiap rumah tempat tinggal jarang
yang mempunyai WC pribadi.
Idealnya WC umum
itu adalah sebuah tempat yang dari segi fasilitas, seharusnya sebuah
WC memiliki luas 90x120 cm dan didalamnya dilengkapi semprotan air, tempat
sampah tertutup,kunci, dan gantungan baju.juga tidak ketinggalan
kesadaran pengguna WC yaitu menyiram sesudah menggunakan WC tersebut.
Sedangkan WC yang
bersifat tradisional yang di sebut (kobong) sebenarnya tempat itu sangat tidak
layak untuk kita gunakan sebagai tempat pembuangan akir dari sisa – sisa makanan
kita karena disamping mengotori sungai dan juga merusak keindahan dan tatanan
sungai itu sendiri, kesan kumuh akan terlihat kalau saja Kobong itu masih
dibiarkan ada, tapi ntah kalau kobong itu digusur, kemana masyarakat akan
mengakhiri sisa makanan ini, mungkin dengan kerja sama dan pembangunan dari
Pemerintah Desa serta masyarakat akan sadarnya kebersihan dan keindahan tatanan
perkampungan, bisa teralisasi bantuan untuk diadakannya WC umum.
Pantuan Penulis
masih banyak Kobong yang ada di kawasan kali Sirganala, yang terpenting adalah
kesadaran masyarakat untuk lebih mementingkan membangun fasilitas WC di setiap
rumah masing- masing walaupun hanya sekedar sederhana yang terpenting adalah
kebersihan dan kerapian WC tersebut.
art@beng.com
Tuesday, 23 July 2013
Sampah yang permanen
Pegagan Kidul (7-24-2013) Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Sampah pun menjadi sangat mengganggu keindahan publik kalau pengelolaan sampah itu tidak benar baik secara instansi ataupun secara pribadi, kepedulian masyarakat ataupun pemerintah untuk pengelolaan sampah yang benar tidak ada yang sesusai dengan kelayakan dalam pengelolaan sampah.
Sampah yang menumpuk bertahun – tahun dan tidak ada solusi bagaimana untuk membuat sampah yang dulu tertimbun hilang diganti dengan sampah yang baru, kayanya tidak begitu terlaksana akhirnya sampah pun menumpuk padahal tempat itu adalah tempat umum, tempat di mana mobilitas antar suatu desa dengan tetangga desa. Peran dari pemerintah desa melalui RT hanya membakar tidak lebih dari itu, kalaupun ada bak untuk pembuangan sampah hanya sebatas 4 x 5 meter saja, jauh dari kapasitas sampah yang di buang oleh masyarakat itu sendiri.
Masyarakat pun sebenarnya resah apalagi masyarakat yang tampat tinggal di sekitar itu karena di saat musim hujan bau busuk yang dikeluarkan sampah menyebar kemana – mana, dan sebenarnya kalau tetap di pertahankan image dari desa itu sangat jelek karena disitu merupakan jalan utama apalagi setiap hari Kamis hadirnya pasar yang rutin diadakan setiap hari kamis, pengunjungnya merupakan dari berbagai masyarakat desa lain,
Harapan dari masyarakat sekitar tempat itu adalah sebuah perbaikan sebuah terobosan agar sampah tersbut di benahi karena sungguh sangat menganggu pernapasan dan lingkungan padahal masyarakat sekitar jarang membuang sampah di sekitar area itu, rata – rata masyarkat yang dari RT lain.
art@beng.com
Sampah pun menjadi sangat mengganggu keindahan publik kalau pengelolaan sampah itu tidak benar baik secara instansi ataupun secara pribadi, kepedulian masyarakat ataupun pemerintah untuk pengelolaan sampah yang benar tidak ada yang sesusai dengan kelayakan dalam pengelolaan sampah.
Sampah yang menumpuk bertahun – tahun dan tidak ada solusi bagaimana untuk membuat sampah yang dulu tertimbun hilang diganti dengan sampah yang baru, kayanya tidak begitu terlaksana akhirnya sampah pun menumpuk padahal tempat itu adalah tempat umum, tempat di mana mobilitas antar suatu desa dengan tetangga desa. Peran dari pemerintah desa melalui RT hanya membakar tidak lebih dari itu, kalaupun ada bak untuk pembuangan sampah hanya sebatas 4 x 5 meter saja, jauh dari kapasitas sampah yang di buang oleh masyarakat itu sendiri.
Masyarakat pun sebenarnya resah apalagi masyarakat yang tampat tinggal di sekitar itu karena di saat musim hujan bau busuk yang dikeluarkan sampah menyebar kemana – mana, dan sebenarnya kalau tetap di pertahankan image dari desa itu sangat jelek karena disitu merupakan jalan utama apalagi setiap hari Kamis hadirnya pasar yang rutin diadakan setiap hari kamis, pengunjungnya merupakan dari berbagai masyarakat desa lain,
Harapan dari masyarakat sekitar tempat itu adalah sebuah perbaikan sebuah terobosan agar sampah tersbut di benahi karena sungguh sangat menganggu pernapasan dan lingkungan padahal masyarakat sekitar jarang membuang sampah di sekitar area itu, rata – rata masyarkat yang dari RT lain.
art@beng.com
Monday, 15 July 2013
Pelangi Hadir Setelah Hujan Sebentar
Gandul (15/7/2013) Sore itu segerombolan awan hitam menyelimuti Desa Pegagan Kidul, awan yang tiba - tiba datang dengan membawa kehitaman, awan yang sudah baang tentu akan mendatangkan hujan yang lebat mungkin karena saking hitamnya. Ibu - ibu di buat kalang kabut oleh awan yang hitam kelam dengan tergesa - gesa berlari untuk menyelamatkan setumpuk pakaian yang seharian di jemur, karena saat siang cuaca Desa Pegagan Kidul pun sangat panas alias *telep - telep.
Entah karena ketakutan dengan awan yang hitam apa karena eman bajunya sudah kering karena seharian sudah di jemur, itulah kesibukan ibu - ibu, tapi untuk kesibukan anak - anak adalah mereka siap - siap untuk hujan - hujanan, ada yang ngrengek nangis sama orang tuanya sampai ada pula yang sudah blojod alias buka baju yang sudah siap untuk menanti hujan yang akan menyiram tanah Pegagan Kidul.
Tapi apa kekecewaan datang begitu hujan itu turun, hujan yang sudah di nanti oleh anak - anak untuk hujan - hujanan, kekecewaan hujan yang datang dari ibu - ibu yang lari - lari untuk menyelamatkan bajunya yang sudah seharian di jemur, kenapa???? karena hujan pun datang hanya spratakan alias sebentar saja. wajah anak - anak pun kini tak tau apa yang akan dilakukan, dia hanya diam dan diam dengan keputusan hujan yang menyiram tanah Pegagan Kidul dengan begitu cepat.
Kekecewaan itu pun kini sedikit sirna karena di langitpun ada seberkas keindahan, selayak pandang keindahan itu hanya diciptakan Allah untuk menghiasi langit yang tadi begitu seram akan kehitamnnya. PELANGI kini di tangkap oleh mata penulis, menyejukan mata menyejukan jiwa walaupun pengorbanan karena sudah pontang panting untuk menyelamatka jemuran kini pelanggi sungguh indah ciptakaan Allah, dan mudah - mudahan bisa menyejukan kita semua yang sedang melaksanakan ibadah puasa ini.
kontributor lili.somadi
Friday, 12 July 2013
KEGIATAN PALING INDAH SAAT RAMADHAN

Gandul (12-7-2013)- Ramadhan datang sudah hampir 3 hari, gegap gempita suasana ramdhan selalu menghiasi saat buka puasa dan saat sholat Tarawih, baik di masjid Baitussalam Atau pun di musholah, berduyun - duyun masyarakat slalu berkumpul untuk sekedar membeli takjil buat buka puasa atau pun untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Ada suatu ke khasan yang terdapat di Desa Pegagan Kidul yaitu suasana saat menjelang berbuka dan saat menjelang sholat tarawih, tepatnya di pertigaan arah ke Masjid Baitussalam sekelompok orang bergerombol untuk mengantri sesuatu, tentu sudah bisa di tebak kalau para pembaca asli penduduk Pegagan kidul, tidak salah yaitu makanan cemilan khas yaitu Kojek buatan dari tangan BIMUS,
Tak hanya itu selain gegap gempita yang selalu membuat warga merasa nyaman saat bulan Ramadhan ternyata masih ada yang tidak membuat masyarakat nyaman, akan tetapi di nikmati oleh para anak - anak dan para remaja, apalagi kalau bukan PETASAN, yahhhh walaupun sifatnya hiburan kadang kala petasan ini sebagai biang dari segala biang (tapi bukan biang keringat).
Banyak Masyarakat merasa terganggu saat petasan itu mulai ramai di nyalahkan, pemain petasan ini kadang menyalahkan petasaan di pelataran Masjid atau pun di kerumunan orang, sungguh sangat ironi harusnya rasa nyaman buat beribadah ataupun rasa nyaman saat menikmati sebuntel KOJEK kini gundah gulana alias ketar ketir takut ana suara yang mengagetkan di sekitar kita, ntah ini salah siapa yang penting kita dan orang - orang pemain petasan kiranya bisa menempatkan dan mematuhi atau pun menghormati kapan kita bisa menyalahkan petasan tersebut,,, kalau pun bisa yaaahh toh jangan keras keras bunyi petasannya *doooorrrr* gitu lah kira - kira.
art@beng.com
Friday, 14 June 2013
Sholat Jumat teng Masjid Baitussalam
Gandul (14/6/13) – PegaganKidulNews, seperti kebanyakan umat islam di dunia jikalau pada hari jumat tentunya umat pun melaksanakan kewajiban sholat jumat di masjid, sama halnya di Desa Pegagan Kidul, sentral masyrakat untuk melaksanakan Sholat jumat adalah di Masjid Baitussalam.Masjid Baitussalam Desa Pegagan Kidul merupakan pusat ibadah bagi masyarakat Pegagan Kidul secara khusus, juga masyarakat sekitar secara umum. Setiap jumat jamaah nya pun berjebul sampai halaman masjid pun dipakai untuk tempat sholat.Dalam menyabut bulan Ramadhan kali ini Khotib berbicara bagamana kita harus mempersiapkan Dallam menyambut bulan suci Ramadhan, tetntunya dengan berbagai macam cara terutama bagaimana meningkatkan iman dan takwa serta memperbanyak Al qur’an agar di saat bulan ramadhan kita bisa berlomba lomba dalam mendapatkan pahala, begitu kata KH. Bahrudin selaku Imam dan Khotib, serta dengan muadzin saudara Mukhlas juga Murokhi yaitu saudara Udin.Dengan penyampaian KH. Bakhrudin mudah – mudahan Umat Islam di Desa Pegagan Kidul Bisa meningkatkan iman dan Taqwa terhada Tuhan Yang Maha Esa. Aminart@beng.com
Wednesday, 12 June 2013
PASAR KEMISAN
Gandul (13-6-13) – Kemisan, sentral kegiatan perekonomian di Desa Pegagan Kidul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ya masyarakat dari berbagai penjuru desa, baik wilayah sendiri ataupun masyarakat dari desa lain.
ng dikhususkan pada hari kamis, kemisan mulai pada pukul 6 pagi sampai jam 11 siang, walaupun dengan waktu yang singkat mampu menyedot
Berbagai macam yang berjualan di pasar
ini dari barang berkebutuhan pokok ataupun barang yang lainnya, misalnya
pedagang alat rumah tangga, baju, pedagang sayur – sayuran, lauk pauk, ya
selayaknya pasar tradisional lainnya.
Kemisan ini dulunya hadir dari malam
kamis sampai siang kamisnya, malam kamisnya dulu dijadikan sebagai ajang
mencari pacar kalau istilah sekarang pasar senggol, dengan posisi tersebut
akhirnya banyak factor yang akhirnya untuk malam ditiadakan sesuai dengan
peraturan pemerintah desa, kini pasar kemisan hadir setiap pagi sampai siang di
hari kamis itu sendiri.
Masyarakat Pegagan kidul pun di untungkan
dengan adanya kemisan ini, tentunya untuk memenuhi kebutuhan setiap hari
tinggal menunggu hari kamis dan tentunya tidak mengeluarkan ongkos dan waktu
yang banyak karena kini kemisan sudah penuhdari pangkalan ojeg yang mau masuk
arah desa sampai berakhir di tanggul sudah terpenuhi oleh penjual.
Sesuai pantauan PegagankidulNews
pengunjung pun sangat antusias dengan adanya pasar ini dilihat sangat
bersemangantnya pengnjung untuk menikmati pasar ini walaupun keadaan jalan
sangat becek karena tadi malam sempat diguyur hujan akan tetapi masayarakat
tetap berjubel memadati pasar ini.
art@beng.com
art@beng.com
Tuesday, 11 June 2013
NGAJI REBOAN
Pegagan Kidul (12/6/13)-Ngaji reboan adalah sebuah rutinitas keagamaan yang dilakukan pada hari rabu *sesuai namanya reboan kegiatan ini adalah agenda rutin yang dilakukan oleh pihak DKM Baitussalam Desa Pegagan Kidul, yang sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Jami’aynya pun tidak hanya dari masyarakat Desa Pegagan Kidul ada pula dari tetangga desa dan masyarakat pegagan kidul sendiri.
Ngaji reboan biasanya juga di bilang nagji kuping karena ngaji tersbut hanya mendengarkan apa yang di sampaikan oleh para ustadz, dari dulu ustadz pun berganti ganti, sekarang yang memberikan tausiyah adalah ustadz kang Aziz putranya Bpk Ustadz Mansyur selaku Ketua DKM Baitussalam Pegagan Kidul, setelah itu di tutup oleh KH. Abdusshomad, Kiyai terpandang di Kawasan Kapetakan dan juga ketua MUI Kapetakan
Kegiatan ini rutin dilakukan dan pesertanya tidak dari ibu – ibu dan bapak – bapak pun ada, dari pantuan PegagankidulNews peserta ngaji reboan dihadiri 30 orang.
art@beng.com
ARAK - ARAKAN
Pegagan Kidul (11-6-13)- sudah menjadi tradisi di wilayah desa pegagan kidul saat mengadakan hajatan khitanan tentunya akan melaksanakan arak-arakan. arak arakan itu biasanya mengitari desa sendiri ataupun keliling sekedarnya. intinya arak - arakan itu persembahan dari tuan hajat untuk pergi *ngembang ke makam leluhur dari yang punya hajat.
Arak - arakan ini biasanya di libatkan beberapa rombonngan, untuk yang barisan pertama sebagai pengendara si yang khitan biasanya adalah kuda yang di hias, untuk barisan berikutnya adalah penghibur masyarakat biasanya adalah orang yang memakai kostum buta atau kostum apapun, sifatnya hanya sekedar menghibur, untuk barisan ketiga adalah rombongan tukang musik.
Itupun arak – arakan yang sifatnya sederhana, ada yang sifatnya mewah dengan berbagai macam rombongan dan berbagai macam hiburan untuk mengawal yang khitan untuk pergi *ngembang.
Tradisi ini sebenranya tidak wajib tapi karena sifatnya menyenangkan anak yang sedang di khitan harus dan tidak harus tapi demi menyenangkan maka tradisi ini tercipta di masyarakat pegagan kidul mungkin saja tradisi ini sudah ada di seluruh Cirebon.
art@beng.com
ASAL MUASAL DESA PEGAGAN KAPETAKAN
Sebelum menjadi Desa Pegagan, wilayah ini dahulu kala terdiri dari hutan-hutan dan banyak rawa-rawanya. Karena hutan tersebut dipisahkan olah rawa-rawa dan sungai, maka Sunan Gunung Jati memberi nama wilayah itu Pulau Raja. Kemudian setelah hutan-hutan dibabad dan dibakar maka jadilah hamparan pesawahan yang sangat luas. Oleh penduduk tanah tersebut dijadikan lahan pertanian, disebut Pegagan. Maka bermukim di padukuan, sekarang Desa Dukuh. Melihat kesuburan tanah di Pegagan dan luasnya lahan yang tersedia, maka banyaklah penduduk yang berdatangan untuk ikut menggarap sawah dan ladang. Lambat laun karena banyak yang bermukim di Pegagan tersebut, maka jadilah perkampungan yang disebut kampung Pegagan, asal kata dari Pegagaan.
Untuk memimpin perkampungan yang disebut kampung tersebut, Sunan Gunung Jati menetapkan murid Mbah Kuwu Cirebon bernama Syekh Mukhamad yang berasal dari Syam dan terkenal dengan sebutan Syekh Mengger (Monggor).
Namun Ki Mengger tidak lama menjadi gegeden daerah tersebut karena ia diminta pulang oleh orang tuanya untuk menajadi pemimpin negeri Syam. Sebagai penggantinya Sunan Gunung Jati menunjuk Patih unggulannya yang bernama Ki Banjaran dengan gelar Ki Cangak Putih. Ia dibantu putrinya yang bernama Nyi Mas Ayu Kendini yang berwajah cantik, beliau rajin membantu orang tuanya dalam mengolah sawah dan juga ikut meluaskan wilayah dengan membakar hutan sehingga wilayah itu semakin luas.
Disamping itu ia juga trampil mengatur tata praja, maka tidak menghereankan apabila peran Nyi Mas Ayu Kendini semakin terkenal. Saking kagumnya penduduk terhadap Nyi Mas Ayu Kendini atas kepandaian dan kecantikannya, maka dijuluki Bidadari Dwei Nawang Wulan. Pemandian Dewi Nawang Wulan sampai sekarang masih ada di komplek makam benjaran namanya Balong Widadaren.
Wilayah kampung Pegagan sangat luas dan memanjang ke barat sampai ke wilayah Panguragan (Blok Gempol Murub), bahkan ada wilayah Pegagan yang berada di daerah simbal Cantilan Jagapura yang luasnya kurang lebih 5 hektar. Hal ini di sebabkan pembakaran hutan yang dilakukan oleh Nyi Mas Ayu Kendini yang apinya meletuk terbawa angin dan jatuh di Daerah Simbal. Sekarang Wilayah tersebut sudah resmi masuk di Wilayah Jagapura melalui musyawara antara Kuwu Pegagan dan Kuwu Jagapura.
Dengan Pimpinan Ki Ageng Putih dan Putrinya, kampung pegagan bertambah maju, tertib dan teratur, penduduknya subur makmur tidak kurang sandang pangan.
Perkampungan Pegagan mampunyai Cantilan :
1. Cantilan Dukuh
2. Cantilan Kroya
Nyi Mas Ayu Kendini terkenal bukan karena pandai mengatur tata praja dan keterampilan serta peretanian saja, tetapi juga karena kecantikannya. Sehingga banyak pemuda yang tergila-gila pada putri Sekar Kedaton Pegagan. Diantaranya yang pertama-tama datang melamar ialah Rambit, lamaran itu langsung diterima oleh Ki Benjara tanpa berunding dengan putrinya. Padahal putrinya tidak mencintainya. Saat pernikahan akan dilangsungkan, Ki Benjara serta orang-orang Pegagan sangat kaget, karena putri Sekar Kedaton ada yang menculiknya. Tentu saja R.Ambit sangat murka dan tanpa banyak tutur lagi segera lari mengejarnya.
R.Sambarasa murid Ki Ageng Jopak atau Ki Gede Kaliwedi yang baru menyelesaikan tapanya dialas jatianom, ditengah alas itu ia melihat R. Sembaga yang sedang menggendong. Nyi Mas Ayu Kendini dalam keadaan pingsan. Tentu saja hal ini menimbulkan kecurigaan pada diri R. Sambarasa. Ia meminta kepada R. Sembaga untuk menurunkan putri itu dari gendongannya, tetapi R.Sembaga untuk menolaknya, terjadilah perang tanding yang sangat seru, masing-masing mengeluarkan ilmunya. Tetapi lama kelamaan R.Sembaga merasa terdesak dan lari meninggalkan musuhnya. Kemudian R.Sambarasa menyembuhkan Nyi Mas Ayu Kendini dari pingsannya, dan diajaklah pulang ke orang tuanya di Pegagan, tetapi Nyi Mas Ayu Kendini menolaknya dan mengajak R.Sambarasa untuk pergi jauh dan menika disana. Mendengar pernyataan Nyi Mas Ayu Kendini yang tulus maka R.Sambarasa berdiam diri tidak sampai hati menolaknya. Namun pembicaraan itu terputus karena kehadiran R. Ambit yang langsung menyerangnya duduk masalahnya, tetapi R. Ambit tetap tidak percaya, hingga terjadilah perang tanding yang sangat seru, yang kedua-duanya mengeluarkan ilmu andalannya. Tetapi lama kelamaan R. Sambarasa dapat dirobohkan oleh R. Ambit dan ditendangnya ke dasar jurang. Setelah siuman R. Sambarasa menemui gurunya Ki Gede Kaliwedi.
Kembalinya Nyi Mas Ayu Kendini ke Pegagan disambut gembira oleh rakyat Pegagan, lebih lebih orang tuanya Ki Benjara.
Untuk tidak membuang waktu segera Ki Benjara melangsungkan pernikahan dengan R.Ambit. Tetapi lagi lagi mengalami kegagalan karena kehadiran Ki Ageng Jopak yang datang menuntut balas atas kekalahan R.Sambarasa muridnya, apalagi posisi muridnya adalah benar, maka tanpa banyak bicara lagi langsung Ki Ageng Jopak menyerang R.Ambit. Untunglah bon memisahkannya dalam garis penuturan bukan jodohnya tetapi jodoh R.sambarasa.
Di Keraton Kedaton, Sinuhun Gunung Jati kedatangan tamu dari tanah seberang yang maksudnya mau menjemput Ki Benjara bersama keluarganya untuk dinobatkan menjadi raja di negerinya. Mendapat permintaan itu, Sunan Gunung Jati dan Mbah Kuwu tidak bisa menolaknya. Selanjutnya Ki Benjara bersama dengan Nyi Mas Ayu Kendini dan suaminya R.Sambarasa berpamitan kepada Sunan Gunung Jati serta Mbah Kuwu Ki Cakrabuana untuk meninggalkan Pendukuhan Pegagan. Adapun untuk gegedennya Pedukuhan Pegagan diserahkan pada Syekh Magelung Sakti yang ada di Pedukuhan Karang Kendal.
Memasuki Abad 17 tepatnya tahun 1628 tentara mataram dibawah pimpinan Sultan Agung menyerang Belanda di Batavia. Serangan ini gagal, karena kekurangan makanan dan serangan penyakit malaria. Memang saat itu transportasi tidak mudah seperti sekarang, maka kegagalan ini oleh pimpinan tentara Mataram di jadikan pengalaman untuk serangan berikutnya.
Seluruh pasukan diperintahkan untuk melucuti senjatahnya dan di kumpulkan lalu di kubur berjajar dua, makanya dari Cirebon sampai Indramayu terutama Kapetakan dan Cirebon Utara hamper di setiap desa di pinggir jalan raya ada makam berjajar dua, hal ini dilakukan sesmata-mata untuk mengelabui Belanda.
Pada suatu saat kampung Pegagan dan Karang Kendal disinggahi tentara Mataram yang membaur dengan penduduk dan banyak pula yang melakukan paerkawinan dengan penduduk setempat. Mereka memilih tempat di tengah yaitu di Desa Dukuh, karena tempatnya agak sepi jauh dari jalan raya tetapi mudah menghubunginya manakala ada berita perjuangan. Rombongan ini dipimpin oleh Raden Antrawulan yang menetap di Dukuh.
Memasuki abad 18 tepatnya tahun 1808, Gubernur Jenderal Belanda Deanless merombak susunan tata praja, khususnya di tanah jawa, yaitu :
1. Raja-raja akan digaji oleh Belanda dan tidak boleh mengambil Pajak kepada masyarakat.
2. Pergantian Sultan khususnya di Cirebon dicampuri oleh Belanda.
3. Adipati yang menguasai Kadipaten diganti dengan Bupati yang menguasai Kabupaten serta dapat gaji dari Belanda.
4. Ki Gede / Ki Ageng diubah menjadi Kuwu dan medapat bengkok.
Peninggalan sesepuh Pegagan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Ki Jati bereupa kayu jati yang telah memfosil, terletak di depan Balai desa Pegagan Kidul, yang memiliki makna hati-nati dalam mengendalikan pemerintahan.
2. Makam Tumpeng, asalnya dari buah tumpeng yang dikubur berada di sebelah utara Balai Desa Pegagan Kidul, memiliki makna dalam mengendalikan pemerintahan Desa harus lempeng dan jujur.
3. Balong Dalem, memiliki makna hendaknya berpikir yang dalam dan sabar ketika menghadapi masalah yang timbul di masyarakat. Balong Dalem ada di sebelah timur Balai Desa Pegagan Kidul.
4. Buyut Semut ada di sebelah timur Balong Dalem yang memiliki makna harus emut, eling kepada yang Maha Kuasa jangan sampai bertindak angkara murka.
Pada saat Cirebon membara sekitar tahun 1816 – 1818 yang dikenal Perang Kedodongdong, yaitu perlawanan masyarakat Cirebon terhadap penjajahn Belanda dibawah pimpinan Begus serit. Hampir seluruh kuwu yang berada di wilayah Cirebon membantu perjuangan tersebut, baik yang terang-terangan maupun yang dibawah tanah, khususnya kuwu dan masyarakat perjuangan itu, diantaranya adalah tokoh-tokoh Ki Belang, Ki Laisa, Ki Salam dan Ki Lamus (Ki Tika).
Alat yang digunakan semasa perjuangannya, yang sekarang berupa benda pusaka dan masih tersimpan oleh anak cucunya, diantaranya adalah tombok, arti yang biasa berjalan sendiri, bendera waring dan baju antakesuma.
Desa Pegagan mengalami pemekaran pada tahun 1981, menjadi Desa Pegagan Kidul dan Desa Pegagan Lor.
Adapun nama-nama Kepala Desa yang diketahui adalah Desa Pegagan Kidul, sejak tahun 1908 :
1. Ki Narpijan
2. Ki Baijan
3. Ki Laisa
4. Ki Sam
5. Ki Kasem
6. Ki Resmi
7. Ki Salam
8. Ki Kemisat
9. Ki Samad
10. Ki Silem
11. Ki Nerfan
12. Ki Akim
13. Ki Wasiem
14. Ki Sesmpit
15. Sarbinga
16. Ki Ketimpen
17. Ki Dir
18. Ki Kireja
19. Ki Kasti
20. Ki Lampar/Kiwarasesntika
21. Ki Ketimpen
22. Ki Jiyem
23. Ki Suwada
24. Ki Madrais
25. Ki Wangen
26. Ki Muna
27. Ki Lebon
28. Ki Dasnia
29. Ki Padmanegara
30. Ki Darisem
31. Ki Senjani / H.Bakri
32. Ki Darmi
33. Ki Tuba
34. Ki Kamsia
35. Ki Wardeni
36. Ki Arja
37. Ki.H Ali
38. Ki Wangsa
39. Ki Bulyamin
40. Ki Abdulah Sajan
41. Ki Sabil Supeno : – 1969
42. Ki H. Kasanah : 1969 – 1981
43. Ki H. Maksudi (Pjs) : 1981 – 1985
44. Ki H. Dasita : 1985 – 1995
45. Ki Wadira : 1995 – 2003
46. Ki Rusdi : 2003 – 2013.
47. Nyi Yayah Juariah : 2013 - Sekarang
Desa Pegagan Lor :
1. Ki Dalisa (Pjs) : 1981
2. Ki Dalisa : 1981 – 1993
3. Ki Rokhmat : 1993 – 2003
4. Ki Dedi Asmadi : 2003 – 2011
5. nyi Hj ii : 2013
art@beng.com
Untuk memimpin perkampungan yang disebut kampung tersebut, Sunan Gunung Jati menetapkan murid Mbah Kuwu Cirebon bernama Syekh Mukhamad yang berasal dari Syam dan terkenal dengan sebutan Syekh Mengger (Monggor).
Namun Ki Mengger tidak lama menjadi gegeden daerah tersebut karena ia diminta pulang oleh orang tuanya untuk menajadi pemimpin negeri Syam. Sebagai penggantinya Sunan Gunung Jati menunjuk Patih unggulannya yang bernama Ki Banjaran dengan gelar Ki Cangak Putih. Ia dibantu putrinya yang bernama Nyi Mas Ayu Kendini yang berwajah cantik, beliau rajin membantu orang tuanya dalam mengolah sawah dan juga ikut meluaskan wilayah dengan membakar hutan sehingga wilayah itu semakin luas.
Disamping itu ia juga trampil mengatur tata praja, maka tidak menghereankan apabila peran Nyi Mas Ayu Kendini semakin terkenal. Saking kagumnya penduduk terhadap Nyi Mas Ayu Kendini atas kepandaian dan kecantikannya, maka dijuluki Bidadari Dwei Nawang Wulan. Pemandian Dewi Nawang Wulan sampai sekarang masih ada di komplek makam benjaran namanya Balong Widadaren.
Wilayah kampung Pegagan sangat luas dan memanjang ke barat sampai ke wilayah Panguragan (Blok Gempol Murub), bahkan ada wilayah Pegagan yang berada di daerah simbal Cantilan Jagapura yang luasnya kurang lebih 5 hektar. Hal ini di sebabkan pembakaran hutan yang dilakukan oleh Nyi Mas Ayu Kendini yang apinya meletuk terbawa angin dan jatuh di Daerah Simbal. Sekarang Wilayah tersebut sudah resmi masuk di Wilayah Jagapura melalui musyawara antara Kuwu Pegagan dan Kuwu Jagapura.
Dengan Pimpinan Ki Ageng Putih dan Putrinya, kampung pegagan bertambah maju, tertib dan teratur, penduduknya subur makmur tidak kurang sandang pangan.
Perkampungan Pegagan mampunyai Cantilan :
1. Cantilan Dukuh
2. Cantilan Kroya
Nyi Mas Ayu Kendini terkenal bukan karena pandai mengatur tata praja dan keterampilan serta peretanian saja, tetapi juga karena kecantikannya. Sehingga banyak pemuda yang tergila-gila pada putri Sekar Kedaton Pegagan. Diantaranya yang pertama-tama datang melamar ialah Rambit, lamaran itu langsung diterima oleh Ki Benjara tanpa berunding dengan putrinya. Padahal putrinya tidak mencintainya. Saat pernikahan akan dilangsungkan, Ki Benjara serta orang-orang Pegagan sangat kaget, karena putri Sekar Kedaton ada yang menculiknya. Tentu saja R.Ambit sangat murka dan tanpa banyak tutur lagi segera lari mengejarnya.
R.Sambarasa murid Ki Ageng Jopak atau Ki Gede Kaliwedi yang baru menyelesaikan tapanya dialas jatianom, ditengah alas itu ia melihat R. Sembaga yang sedang menggendong. Nyi Mas Ayu Kendini dalam keadaan pingsan. Tentu saja hal ini menimbulkan kecurigaan pada diri R. Sambarasa. Ia meminta kepada R. Sembaga untuk menurunkan putri itu dari gendongannya, tetapi R.Sembaga untuk menolaknya, terjadilah perang tanding yang sangat seru, masing-masing mengeluarkan ilmunya. Tetapi lama kelamaan R.Sembaga merasa terdesak dan lari meninggalkan musuhnya. Kemudian R.Sambarasa menyembuhkan Nyi Mas Ayu Kendini dari pingsannya, dan diajaklah pulang ke orang tuanya di Pegagan, tetapi Nyi Mas Ayu Kendini menolaknya dan mengajak R.Sambarasa untuk pergi jauh dan menika disana. Mendengar pernyataan Nyi Mas Ayu Kendini yang tulus maka R.Sambarasa berdiam diri tidak sampai hati menolaknya. Namun pembicaraan itu terputus karena kehadiran R. Ambit yang langsung menyerangnya duduk masalahnya, tetapi R. Ambit tetap tidak percaya, hingga terjadilah perang tanding yang sangat seru, yang kedua-duanya mengeluarkan ilmu andalannya. Tetapi lama kelamaan R. Sambarasa dapat dirobohkan oleh R. Ambit dan ditendangnya ke dasar jurang. Setelah siuman R. Sambarasa menemui gurunya Ki Gede Kaliwedi.
Kembalinya Nyi Mas Ayu Kendini ke Pegagan disambut gembira oleh rakyat Pegagan, lebih lebih orang tuanya Ki Benjara.
Untuk tidak membuang waktu segera Ki Benjara melangsungkan pernikahan dengan R.Ambit. Tetapi lagi lagi mengalami kegagalan karena kehadiran Ki Ageng Jopak yang datang menuntut balas atas kekalahan R.Sambarasa muridnya, apalagi posisi muridnya adalah benar, maka tanpa banyak bicara lagi langsung Ki Ageng Jopak menyerang R.Ambit. Untunglah bon memisahkannya dalam garis penuturan bukan jodohnya tetapi jodoh R.sambarasa.
Di Keraton Kedaton, Sinuhun Gunung Jati kedatangan tamu dari tanah seberang yang maksudnya mau menjemput Ki Benjara bersama keluarganya untuk dinobatkan menjadi raja di negerinya. Mendapat permintaan itu, Sunan Gunung Jati dan Mbah Kuwu tidak bisa menolaknya. Selanjutnya Ki Benjara bersama dengan Nyi Mas Ayu Kendini dan suaminya R.Sambarasa berpamitan kepada Sunan Gunung Jati serta Mbah Kuwu Ki Cakrabuana untuk meninggalkan Pendukuhan Pegagan. Adapun untuk gegedennya Pedukuhan Pegagan diserahkan pada Syekh Magelung Sakti yang ada di Pedukuhan Karang Kendal.
Memasuki Abad 17 tepatnya tahun 1628 tentara mataram dibawah pimpinan Sultan Agung menyerang Belanda di Batavia. Serangan ini gagal, karena kekurangan makanan dan serangan penyakit malaria. Memang saat itu transportasi tidak mudah seperti sekarang, maka kegagalan ini oleh pimpinan tentara Mataram di jadikan pengalaman untuk serangan berikutnya.
Seluruh pasukan diperintahkan untuk melucuti senjatahnya dan di kumpulkan lalu di kubur berjajar dua, makanya dari Cirebon sampai Indramayu terutama Kapetakan dan Cirebon Utara hamper di setiap desa di pinggir jalan raya ada makam berjajar dua, hal ini dilakukan sesmata-mata untuk mengelabui Belanda.
Pada suatu saat kampung Pegagan dan Karang Kendal disinggahi tentara Mataram yang membaur dengan penduduk dan banyak pula yang melakukan paerkawinan dengan penduduk setempat. Mereka memilih tempat di tengah yaitu di Desa Dukuh, karena tempatnya agak sepi jauh dari jalan raya tetapi mudah menghubunginya manakala ada berita perjuangan. Rombongan ini dipimpin oleh Raden Antrawulan yang menetap di Dukuh.
Memasuki abad 18 tepatnya tahun 1808, Gubernur Jenderal Belanda Deanless merombak susunan tata praja, khususnya di tanah jawa, yaitu :
1. Raja-raja akan digaji oleh Belanda dan tidak boleh mengambil Pajak kepada masyarakat.
2. Pergantian Sultan khususnya di Cirebon dicampuri oleh Belanda.
3. Adipati yang menguasai Kadipaten diganti dengan Bupati yang menguasai Kabupaten serta dapat gaji dari Belanda.
4. Ki Gede / Ki Ageng diubah menjadi Kuwu dan medapat bengkok.
Peninggalan sesepuh Pegagan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Ki Jati bereupa kayu jati yang telah memfosil, terletak di depan Balai desa Pegagan Kidul, yang memiliki makna hati-nati dalam mengendalikan pemerintahan.
2. Makam Tumpeng, asalnya dari buah tumpeng yang dikubur berada di sebelah utara Balai Desa Pegagan Kidul, memiliki makna dalam mengendalikan pemerintahan Desa harus lempeng dan jujur.
3. Balong Dalem, memiliki makna hendaknya berpikir yang dalam dan sabar ketika menghadapi masalah yang timbul di masyarakat. Balong Dalem ada di sebelah timur Balai Desa Pegagan Kidul.
4. Buyut Semut ada di sebelah timur Balong Dalem yang memiliki makna harus emut, eling kepada yang Maha Kuasa jangan sampai bertindak angkara murka.
Pada saat Cirebon membara sekitar tahun 1816 – 1818 yang dikenal Perang Kedodongdong, yaitu perlawanan masyarakat Cirebon terhadap penjajahn Belanda dibawah pimpinan Begus serit. Hampir seluruh kuwu yang berada di wilayah Cirebon membantu perjuangan tersebut, baik yang terang-terangan maupun yang dibawah tanah, khususnya kuwu dan masyarakat perjuangan itu, diantaranya adalah tokoh-tokoh Ki Belang, Ki Laisa, Ki Salam dan Ki Lamus (Ki Tika).
Alat yang digunakan semasa perjuangannya, yang sekarang berupa benda pusaka dan masih tersimpan oleh anak cucunya, diantaranya adalah tombok, arti yang biasa berjalan sendiri, bendera waring dan baju antakesuma.
Desa Pegagan mengalami pemekaran pada tahun 1981, menjadi Desa Pegagan Kidul dan Desa Pegagan Lor.
Adapun nama-nama Kepala Desa yang diketahui adalah Desa Pegagan Kidul, sejak tahun 1908 :
1. Ki Narpijan
2. Ki Baijan
3. Ki Laisa
4. Ki Sam
5. Ki Kasem
6. Ki Resmi
7. Ki Salam
8. Ki Kemisat
9. Ki Samad
10. Ki Silem
11. Ki Nerfan
12. Ki Akim
13. Ki Wasiem
14. Ki Sesmpit
15. Sarbinga
16. Ki Ketimpen
17. Ki Dir
18. Ki Kireja
19. Ki Kasti
20. Ki Lampar/Kiwarasesntika
21. Ki Ketimpen
22. Ki Jiyem
23. Ki Suwada
24. Ki Madrais
25. Ki Wangen
26. Ki Muna
27. Ki Lebon
28. Ki Dasnia
29. Ki Padmanegara
30. Ki Darisem
31. Ki Senjani / H.Bakri
32. Ki Darmi
33. Ki Tuba
34. Ki Kamsia
35. Ki Wardeni
36. Ki Arja
37. Ki.H Ali
38. Ki Wangsa
39. Ki Bulyamin
40. Ki Abdulah Sajan
41. Ki Sabil Supeno : – 1969
42. Ki H. Kasanah : 1969 – 1981
43. Ki H. Maksudi (Pjs) : 1981 – 1985
44. Ki H. Dasita : 1985 – 1995
45. Ki Wadira : 1995 – 2003
46. Ki Rusdi : 2003 – 2013.
47. Nyi Yayah Juariah : 2013 - Sekarang
Desa Pegagan Lor :
1. Ki Dalisa (Pjs) : 1981
2. Ki Dalisa : 1981 – 1993
3. Ki Rokhmat : 1993 – 2003
4. Ki Dedi Asmadi : 2003 – 2011
5. nyi Hj ii : 2013
art@beng.com
As – Shobirin Hadrah Marawis
Kapetakan, Hadrah Marawis As-Shobirin adalah salah satu Hadrah yang
lahir dari sebuah kompetisi di salah satu televisi lokal Cirebon pada
tahun 2011, As-shobirin mendapatkan juara ke 2. Bisa dibilang kompetisi
itu sebagai tolak ukur Hadrah se wilayah 3 cirebon, karena peserta
kompetesi itu diikuti dari berbagai wilayah.
Dengan usia nya yang menginjak 2 tahun kini As-Shobirin menjadi Hadrah Marawis kebanggaan masyarakat, bukan saja dari Desa Pegagan Kidul akan tetapi masyarakat Kapetakan, dan tidak hanya show di kawasan sendiri alias local akan tetapi As-Shobirin pernah sudah menjajal show di berbagai kota, misalnya di Bandung, Jakarta, Indramayu, Jawa Tengah baik acara resmi yang di undang instansi pemerintah ataupun dari orang hajatan.
Kini As-Shobirin siap meramaikan khasanah lagu nuansa Islami di wilayah 3 cirebon bahkan siap ke jenjang khasanah musik nasional.
art@beng.com